MAAF

maaf karna kamu menemui ku ditengah rumpang ku, maaf telah membuat mu menyelamiku ditengah badaiku, aku sungguh minta maaf karna risaúku menjadi beban dipundakmu, maaf kamu harus ter percik api yang panas, tapi demi Tuhan aku sudah berusaha sebisaku membalas niat baikmu :) 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku

 Pagi datang dengan sinar mentari yang menembus celah jendela, semua orang sibuk dengan harapan baru dan rencana mereka. Tapi aku, hanya duduk terdiam sambil menatap kosong ke arah langit, seolah mencari sesuatu yang tak kunjung kutemukan. Aku bukanlah sosok yang kuat, aku sering kali retak bahkan sebelum benar-benar diuji. Aku mudah cemas, mudah merasa kecil, dan terlalu sering menyalahkan diri sendiri. Namun, di balik semua itu, aku hanya ingin dimengerti. Aku hanya ingin seseorang tahu bahwa di balik kerasnya suaraku, ada hati yang sebenarnya lembut dan rapuh. Aku bukanlah api yang ingin membakar, aku hanyalah cahaya kecil yang takut padam. Seringkali aku merasa menjadi beban, seperti awan gelap yang menutupi cahaya. Kadang aku iri melihat orang lain begitu mudah tertawa tanpa menyembunyikan luka di balik senyumannya. Sementara aku, harus berpura-pura kuat, harus pandai menyembunyikan getir agar tak ada yang benar-benar melihat betapa rapuhnya diriku. Aku tahu, mungkin lelah men...
Baca selengkapnya

Pilu

 Sudah lama aku memendam semua perasaan ini. Perasaan yang jujur membuatku merasa sangat lelah. Aku lelah karena menyimpan semuanya sendirian karena merasa tidak ada yang bisa kupercaya sepenuhnya. Seperti tidak ada yang bisa aku jadikan sandaran. Tidak ada yang bisa membuatku lepas dalam bercerita tentang semuanya. Hatiku sudah lama tidak merasa baik-baik saja sebenarnya. Hanya saja aku mencoba untuk terlihat baik-baik saja dengan semuanya. Hingga sekarang aku sudah kehabisan energi untuk melakukannya. Bahkan kadang untuk meluapkan emosi saja aku tidak tau mau pada siapa. Pernah,pernah sekali aku mencoba tapi yang kudapat hal yang malah akhirnya membuatku takut. Dan berakhir 'ya sudahlah'. Terlalu banyak sudah luka dan hal-hal yang membuatku tidak percaya diri dan ragu pada sekitar. Sedang mereka yang bilang perduli tidak sekalipun menunjukkan untuk membuatku percaya. Mereka malah kadang membuatku muak saja. Aku sudah terlalu lelah dan cukup dengan semua. Padahal selama ini ak...
Baca selengkapnya